Pengertian Guru Wilangan dan Contoh Penerapannya

Pengertian Guru Wilangan dan Contoh Penerapannya - pendidikanutama.com
Pengertian Guru Wilangan dan Contoh Penerapannya - pendidikanutama.com

PendidikanUtama – Macapat merupakan sebuah kebudayaan yang berisi puisi rakyat, di mana penyebarannya dilakukan secara lisan. Di dalam tembang Macapat, terdapat aturan-aturan tertentu yang digunakan. Setiap aturan yang ada memiliki pengertian serta ciri-ciri yang berbeda. Salah satunya adalah guru wilangan. Untuk lebih mengenal pengertian guru wilangan serta contohnya, simak ulasan berikut ini:

Mengenal Guru Wilangan dan Konsep Dasarnya

Pengertian guru wilangan yaitu jumlah kata yang ada di setiap satu baris Macapat. Untuk menentukan suku kata pada guru wilangan sama saja dengan bahasa Indonesia. Di mana penentuan dilakukan dengan merujuk pada banyaknya suku kata yang ada. Semisal pada kata “sampeyan” berarti dihitung sam-pe-yan, dengan jumlah 3 suku kata atau guru wilangan. Demikian juga pada kata “bekti” yang terdiri dari bek-ti yang punya 2 guru wilangan, dan “samubarang” atau sa-mu-ba-rang yang punya 4 guru wilangan.

Contoh Guru Wilangan dalam Tembang Macapat

Tembang Macapat terdapat 11 jenis, dengan aturan jumlah suku kata yang sangat beragam. Untuk lebih memahami, berikut ini beberapa contoh guru wilangan yang ada di dalam tembang Macapat:

1. Sinom

Makna dari tembang Sinom adalah tentang fase manusia yang sedang bertumbuh dan beranjak dewasa. Yaitu ketika seseorang sedang mengalami pertumbuhan sisi fisik serta pematangan fungsi-fungsi khusus seksual. Watak dari tembang ini adalah tentang keramahtamahan dan kesabaran.

See also  6 Universitas Swasta Di Sumatera Utara Terbaik

Guru wilangan pada tembang Sinom adalah 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12. Maksudnya, yaitu adanya 8 suku kata di larik yang pertama, dengan diikuti 8 suku kata di larik kedua dan seterusnya. Misal pada penggalan baris awal sinom yang berbunyi “Pangeran kang sipat murah” punya 8 guru wilangan, atau 8 suku kata.

2. Durma

Tembang Durma menggambarkan sebuah fase di mana manusia sudah menikmati segala pemberian Tuhan dan wajib untuk mensyukurinya. Yaitu dengan cara membantu kepada sesama manusia yang membutuhkan. Watak dari tembang Durma adalah sombong, keras, amarah dan penuh hawa nafsu.

Tembang Durma memiliki aturan 12, 7, 6, 7, 8, 5, 7 untuk guru wilangan. Kalimat pertama ada 12 suku kata dan 7 suku kata di kalimat kedua hingga kalimat ke 7 sesuai dengan urutan jumlah suku kata tersebut. Contohnya pada penggalan baris kedua tembang Durma berikut “Ing dalan akeh pepati” yang guru wilangannya wajib terdapat 7 buah.

See also  Peluang Karir Lulusan S1 Manajemen Transportasi Paling Menarik

3. Asmarandana

Tembang Asmarandana berisi tentang perasaan saling menyukai dan menyayangi yang merupakan kodrat antara laki-laki dan perempuan. Di dalam tembang ini terdapat filosofi perjalanan hidup seseorang agar segera memadu kasih dengan pasangannya.

Di dalam tembang Asmarandana terdapat 7 baris kalimat. Sedangkan guru wilangan yaitu 8, 8, 8, 8, 7, 8, 8. Di setiap baris kalimat memiliki jumlah suku kata sesuai dengan ketentuan tersebut. Semisal pada larik awal tembang Asmarandana yang populer, yakni “Gegaraning wong akrami”. Larik tersebut dapat diidentifikasi memiliki 8 suku kata, atau guru wilangan.

4. Pangkur

Tembang Pangkur menggambarkan fase manusia ketika akan menuju pada kehidupan spiritualnya dan mundur dari kehidupan ragawi. Selain itu, tembang ini juga diartikan tentang manusia yang ingin menyingkirkan hawa nafsu duniawi yang sedang menggerogoti jiwanya.

Ada 7 baris pada tembang Pangkur dengan guru wilangannya adalah 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8. Terdapat 8 suku kata untuk baris pertamanya dan 11 kata pada baris kedua begitu seterusnya hingga baris ke 7. Contohnya pada bunyi larik pembuka tembang jenis Pangkur yang terkenal, “Sekar pangkur kang winarna”. Dari sini dapat terlihat 8 suku kata yang menjadi syarat guru wilangannya.

See also  4 Daftar Jurusan di UTY Fakultas Humaniora Untuk Jenjang S1

5. Pocung

Menurut urutan tembangnya, Pocung merupakan tembang terakhir yang ada di dalam khasanah tembang macapat yang bermakna perjalanan hidup seorang manusia. Watak tembang Pocung mengarah kepada sifat yang santai, jenaka dan berisi tebak-tebakan.

Tembang Pocung terdiri dari 4 larik kalimat. Aturan guru wilangan pada tembang pocung adalah 12, 6, 8, 12. Sebagai contoh guru wilangan yang berjumlah 12, terlihat pada larik pertama berikut “bapak pucung, dudu suwal dudu sarung”. Ini lantaran pada larik tersebut terdapat 12 suku kata, yang terlihat dari pengucapan vokalnya.

Itulah pengertian guru wilangan beserta beberapa contohnya. Jumlah suku kata di setiap barisnya harus benar-benar diperhatikan. Dikarenakan guru wilangan masuk ke dalam 3 aturan pokok pada penyusunan sebuah tembang Macapat**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *